air putih bukan anggur putih




(Aku tak mau menjadi anggur putih kesukaannya, tapi aku mau jadi air putih yang melegakan saat dia benar-benar mabuk…..)


malam ini aku menemaninya makan, memang bukan yang pertama kali tapi bukan berarti hal ini sering terjadi. Tadi sore dia mengirim pesan berisi ajakan untuk menikmati lagi jus yang kami nikmati malam kemarin. Seperti biasa, aku tak pernah bisa menolak ajakanya.

Dan kali ini, aku di hadapannya memandangi mata besarnya yang hitam bening. Menatap mulut kecilnya mengunyah, Memperhatikan tangan kurusnya yang lincah memotong daging di atas pirng yang panas berasap. Menikmati gesture tubuhnya yang khas., memperhatikan senyumnya disertai ringannya dia bercerita tentang hari-harinya, mengawasi nafasnya yang lembut dan pelan Aku mengagumi dia lebih dari aku mengagumi perempuan lainnya. Dan aku masih mencari jawaban kenapa?

Cukup lama aku tak bertemu, namun minggu-minggu ini aku akan sering bersamanya. Dia semakin kurus, aku tak tahu apa yang terjadi padanya. Tapi yang aku tahu pasti aku selalu mengkhawatirkanya karena ini. Dan aku sangat bahagia melihat dia makan.

Malam ini dia hanya ingin melepas penat dari tekanan studinya dan kejenuhan terus menerus tertawan di dalam ruangan. Dia ingin menikmati dinginnya angin malam, memandangi lampu-lampu yogyakarta yang rumit , sekedar berkeliling melihat orang-orang yang serupa dengan kami. Berbagi cerita hari-harinya dan aku di hadapannya tetap setia menjadi pendengar

Sesak nafasnya masih sering menyerang, membuatku sedikit ragu saat dia memintaku menemaninya keliling jogja malam ini. Tapi seperti biasa, aku tak pernah bisa menolak permintaannya. Aku hanya berharap masker tipis itu mampu membuatnya nyaman dan aman. Dan jaket tipisnya sanggup menghangatkan tubuh ringkih itu.

Tepat jam sembilan malam dan dia harus pulang, di café ini aku sendiri masih memikirkannya ditemani segelas coklat panas bertabur keju, di atas meja bulat laptop pinjaman ini berhadap-hadapan denganku. Memandangi orang-orang di sekitarku yang asyik tertawa-tawa.

Aku harus sadar bahwa tak ada alasan bagiku untukmengkhawatirkannya. Dia sekarang bearda di rumah yang aman dan nyaman, bersama orang-orang yang dia cintai dan juga mencintainya. Aku tak perlu selalu menemaninya karena dia telah memilih orang lain untuk menemani hidupnya, Mungkin aku hanya bisa dan perlu berharap dia akan selalu baik-baik saja.

(Aku tak mau menjadi anggur putih kesukaannya, tapi aku mau jadi air putih yang melegakan saat dia benar-benar mabuk…..)

Comments

  1. wah ... kamu haram nti jadinya .. soalnya bikin mabok .. :p
    ayoo menulis lagi ..
    ^_^

    ReplyDelete
  2. lokasi dan kejadiannya kok familiar ya buat saya? *bingung*

    ReplyDelete
  3. slruuupp..rasanya ingin jadi air putih yg bisa memabukan ^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bu RT, Our Mother who art in Gang Pertolongan

kenapa saya keluar seminari ?

Kita Masih Terlalu Muda Untuk Mati