ia tidak berdoa, tapi doanya didengar




Malam ini, lelaki itu kembali berdoa. Suatu yang setahun kemarin telah ia sepakati dengan dirinya untuk tidak dilakukan lagi. Dan memang benar tidak ia lakukan. Ia menepati janji tersebut dan tidak pernah terselip sesal menjalaninya.

Itu semua ia lakukan bukan karena sudah tidak percaya lagi kepada Tuhan-nya, tapi karena ia merasa doanya sia-sia, doanya kosong, doanya hampa, ia merasa berbicara pada tembok-tembok di depannya. Ia merasa Tuhan tidak lagi ada di dekatnya.


Satu tahun ia jalani tanpa sepatah kata pun terkirim pada Tuhan lewat doa, ia bukan protes pada Tuhan, tapi ia mencari Tuhan di luar, menemukan kelembutannya dalam padang luas, menikmati senyumnya dalam sinar matahari pagi, merasakan amarahnya pada badai, dan merasakan kepedihannya dan menemukan panggilannya pada orang-orang yang tersisihkan di jalanan.

tapi malam ini ia berdoa, malam ini doanya hidup, ia meresapi setiap patah kata dari doa bapa kami, yang dulu baginya hanya hapalan mati, yang di masa lalu diucapkan terasa seperti mantra kosong. Yang dulu dirapalkan tanpa tahu kenapa ia harus mengucapkannya, Malam ini ia merasa Tuhan hadir di dekatnya mendengarkan setiap patah kata ucapan syukurnya, segenap sesalnya dan seluruh keluh kesahnya.

Tahun ini, yang beberapa menit lagi akan berganti, telah cukup memberinya pelajaran bahwa Tuhan mendengarkan doa-doanya, walaupun tahun-tahun lalu saat ia mendaraskan doanya ia merasa Tuhan tidak ada disitu dan tidak akan mau mendengarkan. Ia membiarkan hatinya berontak, merelakan pikirannya berkuasa mengatakan ia hanya berbicara pada tembok-tembok mati dan udara kosong.

Dan refleksinya malam ini, keajaiban Tuhan bekerja lewat siapa saja, dan malam ini ia sadar Tuhan bekerja khusus menciptakan keajaibannya melalui orang itu, lewat dia Tuhan menunjukan kebesaran dan kemuliaannya. Lewat orang itu Tuhan memelihara dirinya di saat keadaan sedang tidak berpihak dan kelaparan, melalui orang itu Tuhan menegurnya untuk menjadi lebih teratur, disiplin dan “beradab”, dan yang tidak kalah penting lewat orang itu Tuhan membuka banyak sekali kesempatan untuk dia mewujudkan sebagian kecil mimpi-mimpi terbesarnya. Tapi dari itu semua yang terpenting adalah dia tahu melalui orang itu doanya didengar.

Orang itu adalah sahabatnya, sudah ia anggap seperti kakaknya, dan orang itu telah mengajarkannya banyak hal dari dunia yang rumit ini. Dan yang pasti orang itu tidak religius, tidak asketis malahan hedonis sehingga sangat jauh dari kesan-kesan ke-Ilahi-an. Namun banyak hal dari dirinya selama ini telah menjadi sarana bagi orang lain dan bukan hanya bagi lelaki itu, untuk merasakan besarnya kemuliaan Tuhan.

(refleksi akhir tahun 2009, pukul 23.55 WIB)

Comments

  1. I love this story...ketika aku mencari aku menemukan....luar biasa cintaNya tak kan pernah habis oleh apapun.jangan pernah lelah mengetuk,meminta dan akhirnya mensyukuri semua.wajah cintaNya begitu banyak rupa n unbelieveable

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bu RT, Our Mother who art in Gang Pertolongan

Kita Masih Terlalu Muda Untuk Mati

kenapa saya keluar seminari ?