fatamorgana

Hari ini panas jogja sudah jauh melewati batas-batas normalnya. Sampai-sampai fatamorgana muncul di antara ringroad selatan. Selain itu Debu-debu beterbangan dimana-mana, apakah mereka menari-nari bahagia ataukah sudah tak tahan tersiksa di panasnya aspal jalan.

Dengan perlahan aku terus berjalan, melewati sisi kiri jalan khusus motor. Aku pelan-pelan bukan karena motor ini tak sanggup berlari kencang tapi karena ada kesenangan tersendiri mengamati perilaku orang-orang di sepanjang jalan.

Tukang mie ayam itu, bersendal jepit hijau dengan topi rimba dan celana bahan hitam lusuh serta kaos putih kusam . Tetap tenang mendorong gerobaknya di jalan yang menanjak. Kulitnya hitam dengan keringat yang berkilauan. Memukul-mukul mangkoknya, tetap penuh harapan akan ada orang yang tergerak memesan mienya yang panas dan pedas di puncak musim kemarau ini.

Di pinggir selokan mataram penjual cincau dengan sepeda yang disambung dengan gerobak kebanjiran rezeki. Sekitar 6 orang mengantri, dia sangat sibuk menyiapkan cincau, mencuci gelas dan mengambil gelas-gelas kotor. Wajahnya penuh semangat seakan-akan hari ini sudah ditunggu sekian lamanya.

Skuter matic tiba-tiba melintas kencang di sampingku. Aneh sekali pengendara perempuan itu, di tengah jalanan yang panas ini, yang anginnya membawa uap panas, dia menggunakan jaket yang aku tahu pasti sangat hangat dipakai di tengah musim dinginpun.

Penambal ban bersantai di bawah pohon rindang yang tnggal sedikit tersisa di sepanjang jalanan ini. Menikmati segelas kopi hitam dan bersendau gurau dengan anaknya. Betapa damai hidupnya,mungkin dia merasa sangat beruntung masih memiliki pohon itu di depan tempat usahanya.

Kapankah hujan akan datang? Apakah hujan itu anugerah? Ataukah hujan itu kutukan? Aku menyadari bahwa aku harus tetap mensyukuri apa yang terjadi. Mungkin saja hujan itu anugerah bagi si tukang mie ayam tapi kutukan buat si penjual cincau. Tapi bagi si penambal ban hujan ataupun panas dia akan tetap berteduh di bawah pohon itu.

Ga jelas yah? Memang begitu.. aku hanya ingin menceritakan apa yang aku lihat tanpa ada pesan-pesan khusus yang disampaikan. Ini hanya refleksiku yang membuatku terus belajar dari kehidupanku yang sepertinya akan singkat ini.

Comments

  1. komplit bgt euy deskripsi nya, sampe rasa2nya gw juga ada disana, mesen mie ayam trus minumnya es cendol wkwkwkkk... heheee

    ReplyDelete
  2. gk penting jelas pa gak yg penting tulis aja bro...terkadang dgn menulis membuat kelegaan tersendiri dan obat penawar hampa...ha..xx sip sip lah

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bu RT, Our Mother who art in Gang Pertolongan

kenapa saya keluar seminari ?

Kita Masih Terlalu Muda Untuk Mati