Teman Yang Terpaksa Saling Bunuh
#010
Kulit
macan itu tergeletak di atas tumpukan karung padi, dengan bau khas
kulit yang masih setengah basah. Dari lebar dan panjangnya bisa
diperkirakan seberapa besar ukuran macam itu semasa hidupnya. Bila
coba diperkirakan dengan macan tutul yang saya pernah lihat di kebun
binatang tentu hewan ini semasa hidupnya jauh lebih besar.
Beberapa
minggu lalu bapak Dang terpaksa menembak mati macan tutul itu, bukan
karena ia memang niat berburu macan untuk kulitnya, namun macan itu
tanpa sengaja memasuki kebunnya. Mereka sempat berhadap-hadapan, si
macan tutul dengan anak-anaknya berhadapan dengan si bapak dengan
senapannya. Bapak Dang tidak bisa memilih untuk lari, pilihan pertama
adalah menempatkan timah panas pada otak si macan, pilihan kedua
adalah ia membiarkan dirinya tercabik-cabik oleh si macan yang merasa
terancam. Bapak Dang bukan Budha, ia masih manusia, maka ia mengambil
pilihan pertama.
“sewaktu
saya kecil, saya tidak pernah mendengar ada macan menyerang ternak,
berpapasan di ladang saja hanya pernah sekali saya dengar” cerita
Bapak Dang sambil ia memberikan iga babi bakar ke piring saya.
“sekarang hutan Kalimantan sudah habis, kayunya diambil perusahaan
lodging, lahannya diambil alih perusahaan sawit, setelah hilang
kesuburan maka sebentar lagi akan jatuh ke perusahaan tambang”
lanjutnya sambil coba tertawa.
Bapak
Dang meminum kopi pekatnya, kemudian kembali bercerita “orang dayak
dan hutan dengan segala penghuninya sejak dulu hidup damai” ,
sambil menghisap rokok ia melanjutkan“sekarang orang dayak
kehilangan banyak ladangnya, hewan-hewan buas kehilangan hutannya,
maka kami berebut hidup di tanah yang semakin sempit”.
(sepenggal
cerita saat singgah di pondok ladang Gunung Tidung, dapat dicapai 4 jam dari Muara
Wahau, atau 12 jam dari Samarinda, Kalimantan Timur)
wah bener bgt tu kata bapak,, hutan kita kayunya diambil prusahaan loging, lahannya diambil perusahaan sawit tu semua karena pemerintah yg ga tahu diri,,,
ReplyDeletepemerintah itu temn yg membunuh dgn sengaja,,
ya mau gimana lagi.. sama harimau kita gak bisa berargumen, pilihannya kill or to be killed.
ReplyDeletePilihan yang bijak buat bapak Dang, tp kasihan buat si macan.. hmmm sayang skali. :)
ReplyDelete