Mempertanyakan Tinggal



Sekitar beberapa tahun lalu, saya pernah berpikir bahwa saya akan tinggal selamanya di Jogja. Memiliki banyak teman, mengisi waktu dengan jalan-jalan, aktualisasi diri dengan aktif di organisasi,  membuat hidup saya terasa sempurna walaupun dengan uang pas-pasan. Namun, sekarang saya mempertanyakan lagi pemikiran itu.

Beberapa teman baik saya, cepat atau lambat, menemukan bahwa kota ini sangat nyaman tapi ada bagian dari diri mereka yang hilang. Saat saya tanya kenapa, mereka juga tidak memiliki jawaban. Hal itu membuat mereka hengkang sehabis usai studi, untuk menemukan hal yang hilang.

Sekarang, saya masih tinggal di Jogja, memiliki pekerjaan yang saya suka. Tapi, akhirnya juga merasakan, ada sesuatu yang berjalan terlalu cepat meninggalkan saya, saat kaki ini masih asyik berjalan lambat. Saya juga tidak tahu itu apa, sama seperti teman-teman lainnya. Apa saya juga harus hengkang untuk menemukan lagi bagian hidup yang hilang?

Comments

  1. Ambisi hilang ditelan kesederhanaan penduduk asli.

    ReplyDelete
  2. ada separuh dari jiwa saya yang tertinggal di yogyakarta... tentang kenangan yg tak pernah akan terhapus dalam perjalanan hidup

    ReplyDelete
  3. Gw sendiri takut mengakui Jogja adalah hal ternyaman. Ntah takut apa, kayak ada yg kurang.. Padahal keluar Jogja berarti adaptasi lagi, menyiksa diri dengan ketidaknyamanan :/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bu RT, Our Mother who art in Gang Pertolongan

kenapa saya keluar seminari ?

Kita Masih Terlalu Muda Untuk Mati