aku ingin membunuh pertanyaan


Saat ini aku ingin menjadi pembantai, bisa membunuh pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengaruk-garuk pikiran ini. Karena kekurang-ajarannya semakin menjadi-jadi. Aku takut akan ia yang semakin besar dan kuat , akan ia yang perlahan segera membunuhku.

Ia adalah sesuatu yang sangat kuat. Kesalahanku dulu adalah menganggap ia rapuh, imut dan lucu sehingga aku memeliharanya dengan sabar dan telaten. Kubuat ia gemuk dengan jawaban-jawaban. Kucari pemuas-pemuas agar ia tahu aku mencintainya. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu seperti diriku. Tidak pernah puas dan selalu menagih lebih setiap aku merasa telah cukup mengenyangkannya.

Ada orang yang berkata “pertanyaan yang baik pantas untuk hidup” tapi apakah itu menjadi baik saat ia malah mengusik kemapanan logikaku maupun kamu? Mengacaukan sistematika pemikiranku. Dan merusak jaringan data-data yang dulu kupercaya.

Aku terlalu banyak menjawab sesering aku berbincang dengannya. Tertawa bersama karena hal-hal yang ia munculkan. Teriris berdua saat ia menunjukan hal-hal yang riil dari dunia, bangun dan tersenyum atas kemungkinan-kemungkinan yang ia tawarkan.

Ia adalah kutukan akan pemikiran-pemikiranku, ia adalah wabah yang dimunculkan dari kumpulan kertas-kertas penuh tulisan, ia adalah cahaya kebutaan yang selalu muncul berontak dari sisi gelap di setiap refleksiku. Sekarang ia menjadi setan yang siap menusukku dengan trisula tajam berkarat, mnegendap-ngendap, bersiap-siap dan menghitung mundur dari balik punggungku.

Jawaban-jawaban telah membuatnya besar dan kuat, sehingga dengan lancangnya ia membangun jembatan ke dalam hati kecilku, hati yang akupun sebenarnya tidak berani terlalu sering kunjungi. Ia terlalu lincah, cepat dan subversif, karenanya gorong-gorong kecil di pertahanan hatiku bertambah dalam deret hitung, sedangkan hanya deret angka dayaku untuk menambal semua lubang itu.

Aku mencari jawaban yang dirancang untuk membunuh pertanyaan. Jawaban paling lembut dan seketika mematikan setiap diumpankan pada pertanyaan. Jawaban yang menghanguskan setiap akar menjalar dari pertanyaan yang sekarat. Jawaban yang memusnahkan setiap gen pertanyaan yang bermutasi dari kumpulan meregang nyawa lainnya. Aku mencari kamu hai racun ampuh pembunuh segala pertanyaan.

Aku sadar, keinginanku ini sama saja dengan cara frontal menunjukan rasa tidak hormat pada kebenaran. Tapi nanti saat kebenaran mempertanyakan tindakanku. Dengan penuh iman aku akan menjawab “pertanyaan-pertanyaan itu lebih dulu menghasutku untuk membunuhmu”. Lalu akan kulanjutkan “Pertanyaan itu menyadarkanku bahwa kamupun sebenarnya tidak mutlak apalagi esa”. Dan sesegera mungkin kuakhiri “dan ia telah lebih dulu berhasil mematikan kran keyakinanku padamu”.

Mulai malam ini, setiap saat ada pertanyaan, takkan kubiarkan ia berlama-lama hidup.

(dipersembahkan untuk Gita Dwi Putri, sahabat terbaik yang malam ini telah menyuntikan lagi satu pernyataan yang membangkitkan pertanyaan besar sehingga mungkin dalam hitungan ratusan juta tahun cahaya baru bisa kujawab )

Comments

Popular posts from this blog

Bu RT, Our Mother who art in Gang Pertolongan

kenapa saya keluar seminari ?

Kita Masih Terlalu Muda Untuk Mati