Bulan, Gadis Kecil Miau
#012
Bulan namanya, belum genap berumur 7
tahun tapi kecerdasannya sudah melebihi usia anak-anak yang berusia
satu sampai dua tahun di atasnya. Pada suatu Minggu yang berawan, dia
datang ke rumah. Bulan adalah keponakan dari mamak Wa, pemilik rumah
yang saya tempati selama tiga bulan di Kalimantan Timur, yang
menganggap saya dan seorang rekan lagi sebagai anak angkatnya,
seperti kamipun yang selalu merasa mamak Wa adalah ibu kami.
Sosok Bulan di awal pertemuan tidak
banyak bicara, ia lebih sering mengamati aktifitas kami. Matanya
selalu penuh antusiasme dan terkadang ia tidak segan bertanya. Namun,
ia berubah menjadi gadis kecil yang lucu dan banyak bercerita saat
merasa sudah dekat.
Ia senang mengajari kami bahasa Dayak
Kayan, mulai dari kosakata dasar seperti: makan, minum, mandi, pergi,
tidur, gatal. Sampai nama-nama binatang yang kamipun tidak pernah
menemukannya selama di Jawa. Ia selalu bersemangat menguji kecepatan
mengingat dan ketepatan berucap semua kosakata baru itu, saat kami
sudah berhasil mengerjakan tantangannya maka ia akan memberikan
tantangan baru.
Saya tidak mau kalah, maka saya tantang
ia untuk mengingat nama-nama binatang dalam bahasa Inggris. Mulai
dari yang sederhana seperti: kucing, anjing, burung, ular. Sampai
kata kerja seperti: tidur, makan, mandi, jalan. Tak disangka ia bisa
menjawab semuanya. Mungkin untuk anak kelas 1 SD di kota-kota besar
hal itu tidak akan terlalu spesial (walaupun dalam generasi saya
bahasa Inggris baru diajarkan kelas 3 SD), tapi untuk anak kelas 1 SD
yang berada 16 jam lama perjalanan dari Samarinda, itu menjadi hal
yang luar biasa.
“Rumah Bulan
merangkap sanggar tari tradisional Dayak Kayan, Lekan Maran namanya,
ibunya adalah pemilik sekaligus pengajar disana, siapa saja boleh
datang untuk belajar tari, gratis tanpa sedikitpun dipungut biaya.” ungkap mamak Wa, “Setiap hari Bulan melihat murid ibunya berlatih tari,
sampai ia bisa hafal dengan gerakan-gerakan rumitnya.” Mamak Wa
memangku Bulan lalu lanjut bercerita, “Sampai suatu saat dimana Bulan
melampaui kemampuan tari murid-murid ibunya dalam menyerap setiap
gerakan. Mungkin setiap liukannya belum sempurna, tapi kepercayaa
dirinya yang utama.”
mamak Wa meminta Bulan menari untuk
kami, di area kosong dapur belakang yang biasa menjadi tempat untuk
bersantai. Bulan tidak menolak, ia segera berlari pulang mengambil
kostum tarinya, sambil diantar kakaknya ia bersiap-siap. Kesadaran
Bulan dalam menghargai tarian budayanya tercermin dari keinginannya
menampilkan tarian dengan segala totalitas pertunjukan, tarian dan
kostum adalah bagian tak terpisahkan, dan Bulan tanpa pamrih
menyajikannya pada kami.
Di akhir pertunjukan sempurna nan sederhana. Saya dan tiga orang teman tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berfoto dengannya.
(reka ulang bagaimana pertemuan pertama saya dengan Bulan, yang berjasa besar membawa kami untuk lebih dekat dengan warga)
Di akhir pertunjukan sempurna nan sederhana. Saya dan tiga orang teman tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berfoto dengannya.
(reka ulang bagaimana pertemuan pertama saya dengan Bulan, yang berjasa besar membawa kami untuk lebih dekat dengan warga)
wah imut ya,,,
ReplyDeleteanak dayak banyak yang cantik2 dan imut2,,, hehehe
kpan sya bisa bertemu dengan bulan gadis kecil yang imut,,..
saya dengar nama Rio Kriwil dari awak travelist, ternyata mereka ga bohong hehe. Rio adalah traveler dan story teller yang keren! perjalanan ga melulu keindahan, dan saya ikut belajar dari pengalaman2 yg kamu tuliskan di sini. keep writing! :)
ReplyDeleteps: kapan ya saya ke kalimantan? hahaha
Bulan.. Parasnya pun sebulat bulan. Benar-benar anak yang manis. Bagus ceritanya :)
ReplyDeleteKadang sesuatu yang sederhana bisa sangat berarti..
ReplyDeletesalam kenal. Keren banget blognya. You're so... alive.
ReplyDeleteberharap banget waktu muda bisa segagah itu jalan2 ke tempat2 di luar daerah...
Btw, salam juga sama Bulan ya...
sepuluh atau dua puluh tahun lagi, foto sama bulan itu pasti akan jadi sangat berharga. :)
ReplyDeletecantiiik... eh katanya cewek2 dayak cantik2 kan?
ReplyDeleteAnak anak memang lebih cepat belajar bahasa.... soalnya memori nya masih bagus.... Saya sekarang mau belajar bahasa baru sulit banget... memori nya udah hampir full hahahah.
ReplyDeleteNice story Rio
kamu ngapain 3 bulan di kalimantan timur, Rio :)?
ReplyDeletehei bulan kamu foto bareng matahari yah....:D
ReplyDeletecerita bagus,saya pun suka
salam kenal ya bro..:D
cantik sekali bulan, pingin banget bisa mengunjungi kampung dayak :)
ReplyDeleteWah beruntung sekali bisa tinggal selama 3 bulan di sana.
ReplyDeleteSaya kenal Bulan, dia tetangga saya di Miau.. Anaknya lucu, lincah, ramah, pinter nari juga :)
ReplyDelete