Pembicara Fotografi Lanskap
Menjadi pembicara atau pemberi materi di komunitas
terkecilpun tidak pernah terbersit di pikiran. Saya sangat menyadari gaya
bicara saya yang cepat dan pelafalannya yang kurang jelas serta cara pikir yang
tidak sistematis. Itu kenapa saya banyak menulis untuk menyampaikan cerita dan
gagasan yang penuh di otak dan hati. Orang tidak akan mudah mengerti dengan
penjelasan lisan yang saya berikan.
Suatu sore yang basah, saya sedang pacaran via skype, Jati
menelepon. Inti dari percakapan kami adalah dia diminta menjadi pembicara untuk
fotografi lanskap di Fotografi Jurnalistik Klub Atma Jaya namun dia tidak
banyak mempunyai stok foto lanskap, sehingga ingin meminjam foto-foto milik
saya untuk bahan presentasi foto, sayapun diminta menemani.
Karena tidak banyak persiapan, maka saya ambil saja stok
foto yang ada di PC, tidak sempat bila harus menyortir foto-foto di dalam CD.
Jati pun setuju dengan foto-foto yang saya berikan, sebelum berangkat saya
jelaskan dulu konsep, alasan dan eksekusi foto-foto tersebut. Jati hanya
mengangguk-angguk setuju dan mengatakan bila penjelasannya kurang, saya bisa
menambahi.
Saat di atas motor menuju babarsari, Jati baru mengatakan
niat sesungguhnya, bahwa saya juga akan ia minta menjadi pembicara di acara tersebut.
Jati berbicara tentang tekhnik dasar fotografi lanskap dan motivasi untuk
semangat berfotografi. Sedangkan saya, sharing foto-foto dan menjelaskan apa
yang belum sempat Jati jelaskan. Mungkin buat Jati itu, pekerjaan yang saya
lakukan adalah hal sepele, tapi buat saya rasanya ingin segera meloncat dari
motor dan berlari pulang ke kos-kosan.
Sepanjang Jati presentasi saya berpikir keras apa yang akan
saya sampaikan. Keringat dingin mengucur, kaki gemetaran dan rasanya air
kencing menggenangi seluruh tubuh dan siap dikeluarkan. Di satu titik, saya bersyukur selama ini
banyak membaca. Saya mengingat beberapa poin penting dalam fotografi lanskap
yang tidak sempat Jati jelaskan. Saat giliran saya untuk maju, otak saya sudah
penuh gagasan akan apa yang akan saya sampaikan.
Di depan saya menjelaskan lebih dahulu bahwa saya bukan
fotografer, saya hanya orang yang suka jalan-jalan sambil foto-foto. Saya juga
tidak mahir menggunakan kamera digital karena sehari-hari saya pakai kamera
analog yang menggunakan film.
Di materi saya memberikan empat gagasan : Elemen pembanding, foto lanskap di
saat tengah hari, penggunaan lensa non-wide,
dan juxtaposition.
Satu hal yang saya tekankan ke mereka, banyak sekali
foto-foto lanskap bagus yang dihasilkan bukan dari kamera professional. Saya
menekankan pada mereka bahwa yang terpenting adalah bagaimana perspektif masing-masing,
kamera dan lensa mahal hanya elemen pembantu.
Di akhir mereka bertepuk tangan dengan wajah bingung.
Mungkin mereka sebenarnya tidak mengerti apa yang saya jelaskan.
hahhahhahahahha
Comments
Post a Comment