Posts

Showing posts from August, 2011

Untuk surat wasiat berjalan

Image
(Karena padanya ia titipkan semua rahasia terbesar dirinya, yang tahu semua endapan rasa bersalah di relung hatinya, yang tahu semua fosil perasaan tak sempat tersampaikan di hati kecilnya, yang tahu rahasia dan kebohongan kecil yang pernah ia lakukan dan semakin hari semakin besar rasa ingin ia beri tahu orang yang pernah menjadi korbannya.) Tempat itu tidak biasanya sepi, lelaki itu yang seringkali harus memesan tempat terlebih dahulu sebelum datang, kali ini bisa leluasa memilih tempat yang ada, mungkin karena lebaran sudah sangat dekat dan mahasiswa –mahasiswa di Yogyakarta sudah lama pulang ke kampong halaman, dan selalu seperti biasanya, ia memilih meja bundar di dekat jendela yang selalu basah karena air terus mengalir, membuat suasana sedikit terlihat basah, walaupun malam ini, malam-malam musim kemarau, tanpa angin, tapi udara dingin menembus daging, menyelusup jaket windproof yang sudah tidak tahan angin, yang ia pikir lebih dingin daripada AC di dalam cafĂ© it

riwayat hidup NIKON F6O sampai tangan gw sekarang...

Image
(tulisan 4 tahun lalu yang ditemukan kembali terselip di laptop temen) pada awalnya kamera NIKON F60 itu punya fotografer profesional di daerah depok, bersama fotografer itu kamera ini telah menghasilkan banyak foto-foto bernilai seni tinggi ---mungkin...., gw cuma mencoba sok tau--- saat itu kamera SLR elektrik yang dah bisa auto focus dan ada menu-menu tambahannya seperi M,A,P dll lagi dalam masa-masa jayanya. ngegeser kamera-kamera analog yang sangat-sangat gak praktis. tapi kejayaan itu memudar sejak muncul DSLR, setiap fotografer berbondong-bondong memakai DSLR. disinilah menjadi akhir dari kejayaan kamera-kamera yang menggunakan film. padahal dalam kualitas cetakan gambar,belum ada yang mampu menyaingi ketajaman film. jadi setelah cerita di atas. si fotografer dah ga butuh ma F60 itu. disia-siakanlah itu kamera. teronggok di kamarnya. di lain tempat. Rinto ---temen gw dulu di seminari yang kuliah di jurusan komunikasi---. ge butuh kamera buat bikin-bik

memilih diam

Lelaki itu mengambil air panas yang baru saja mendidih, menaruhnya ke baskom, dan memasukan handuk kecil di dalamnya. Ia menghela nafas panjang, meredam kepedihan serta kemarahannya, mencoba untuk tetap tersenyum, mencoba untuk tetap hangat, selalu mencoba untuk tetap netral, dan terus mencoba diam. Perempuan disana tertidur pulas. Lelaki itu selalu suka melihatnya tertidur, sejak dulu, saat mereka pertama kenal, waktu perempuan itu masih penuh kehidupan, waktu ia masih begitu terpesona pada dunia. Ada kedamaian yang terpancar dari wajahnya saat terlelap. Ia peras handuk itu, sekarang sudah agak hangat airnya, karena ternyata cukup lama ia menghela-hela nafas untuk menenangkan jiwanya. Perlahan-lahan ia usapkan pada kening si perempuan , ia tepikan poni panjang itu, perlahan membelainya, walaupun tetap saja belaiannya kaku seperti biasa, memar itu masih baru, , walaupun hari lalu, minggu lalu, bulan lalu, disitu juga pernah membiru selalu. Si perempuan sesaat merintih, n

FTV n fenomenanya

7 dari 10 teman saya yang biasa mulai kuliah di siang hari mengaku menghabiskan waktu paginya menonton FTV di salah satu stasiun televisi swasta, awalnya saya senang sekali mengejek mereka karena menghabiskan waktu pagi yang berharga (untuk beraktivitas, untuk menikmati matahari pagi, atau membaca koran) hanya untuk larut dalam romantisme, dan tentunya bisa mempengaruhi mood keseluruhan hari nantinya. Tapi semua itu berbalik semenjak libur pulang ke kota kelahiran kemarin, saya benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan, teman-teman masa kecil tidak ada yang pulang kampung karena semua sekolah ke luar kota, koneksi internet tidak ada, buku-buku sudah berkali-kali dibaca, mau membersihkan rumah ada pembantu yang tersedia, koran daerah yang adapun habis dibaca dalam 30 menit karena tipis dan kualitas berita yang rendah, mau sewa film rentalnya jauh dari rumah, setelah stress karena have nothing to do akhirnya saya selama 6 hari jatuh sakit, jadi mau tidak mau saya harus menga