Posts

Showing posts from April, 2013

Sore Terakhir di Ruang Ganti

Image
Langit makin membiru kelam, perlahan-lahan rintik air hujan menggenangi jalanan, refleksi lampu-lampu kota terlihat di jalan yang muram. Lelaki itu duduk di depan lokernya yang kosong. Ia memandangi tas carrier yang berisi semua hartanya selama tiga tahun, hartanya sederhana, hanya terdapat baju, buku dan sepatu. Ruang ganti tampak lengang, mungkin muram kehilangan seorang yang biasa memenuhinya dengan asap rokok dan wangi alcohol, serta nyanyian parau. Tadi siang ia sudah memutuskan untuk keluar dari tempat itu, bersama lima temannya. Entah kenapa, ia mulai meratapi keputusannya. Padahal selama tinggal di tempat itu, ia merasa tidak bahagia, ia ingin keluar secepat   mungkin, ingin melarikan diri segera. Carriernya padat berat, tapi bukan itu yang membuat langkahnya lambat. Kenangan-kenangan menjerat lekat, lidahnya tercekat dan pikirannya mampat. Ia memiliki kelekatan dengan tempat itu, di sana ia belajar dari menjadi penjahat sampai malaikat. Di sana ia memiliki sahabat, ke

Tokoh Utama di Balik Penciptaan Backpackidea

Image
Seorang teman berkomentar “akhirnya lulus  juga lu”, komentar itu berlanjut dengan pertanyaan “apa yang bisa buat lu skripsi lancar?”. Dengan lugas saya menjawab “backpackidea, yang membawa gw sampai sejauh ini”. Apa itu Backpackidea? Itu adalah proyek idealis dalam bentuk majalah elektronik yang membahas dunia traveling. Detailnya saya tulis nanti, majalah dari volume 00-08 bisa kamu unduh di sini . Sebentar, saya kira bukan Backpackidea yang bisa membuat saya berjalan sampai sejauh ini…… Kita mulai cerita, di tempat saya kuliah, Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, menawarkan dua macam tugas akhir bagi mahasiswa yang ingin sesegera mungkin lolos: Penelitian bisnis dan Pengembangan bisnis. Penelitian bisnis lebih kita kenal dengan nama skripsi, mendengar namanya saja buluk kuduk sudah merinding, terbayang banyak kakak angkatan yang tidak lolos-lolos dari tahap ini selama bertahun-tahun. Merinding itu juga bukan tanpa alasan, walaupun berstatus sebagai anak

Isin – Penari Gong dari Miau Baru

Image
Isin, bersiap-siap menuju Lamin Adat, karena giliran menari sudah dekat. Gadis itu menari dengan rancak di antara penari lainnya, tiap gerak gemulai mengikuti irama dawai tradisional   yang dimainkan Pak Irang. Kelembutan dan ketegasan yang berpadu di setiap gestur terukur miliknya membius seluruh penonton di Sanggar Tari Lekan Maran. Sebagai penari inti ia menjadi motor bagi penari pengiring lainnya. Tarian hampir mencapai klimaks. Gong berdiameter lebih kurang setengah meter yang sedari awal dibawa seorang penari kini diletakan di tengah.   Penari yang seluruhnya berjumlah Sembilan orang itu membentuk formasi baru. Si gadis naik ke atas gong, dalam hitungan sunyi terarah delapan penari lainnya mengangkat gong sekaligus si penari. Si gadis tetap lanjut menari di atas gong, tanpa tersirat ketakutan. Kami saja yang menonton sempat khawatir. Irama dawai semakin kencang, si gadis dan penari pengiringnya menari semakin liar, seakan hilang kesadaran. Serentak seluruh penonton