Posts

Showing posts from July, 2014

Pulau Bungin - Kisah Daya Juang di Lahan Kritis -

Image
“But in the end one needs more courage to live than to kill himself.” ― Albert Camus “Kambing di Pulau Bungin itu makan kertas lho” cerita ibu Arif ketika kami asik bersantai di depan rumahnya sambil menunggu pejalan lain yang mungkin datang untuk berbagi biaya sewa kapal. Dua hari kemudian selepas kembali dari Pulau Kenawa dan segera melanjutkan perjalanan off-road ke Desa Mantar, kami memutuskan untuk menutup hari dengan mengunjungi Pulau Bungin. Perjalanan menuju Desa Bungin melewati jalan lintas provinsi sendiri sudah menghibur mata. Bukit-bukit cadas menjulang mengapit jalan hot mix yang masih mulus. Kebun-kebun juga mengerubuti tepi jalan. Sapi-sapi yang asyik berendam di kubangan lumpur memandang kami curiga. Asong memutar gas kencang-kencang hingga angin seperti menampar wajah juga menjambak rambut yang baru tumbuh. Berdasar petunjuk warga, jalan menuju Pulau Bungin itu di sebelah kiri dekat masjid dan menara. Kami segera keluar jalan raya ketika

Kuda Kekar Desa Mantar

Image
The horse, with beauty unsurpassed, strength immeasurable and grace unlike any other, still remains humble enough to carry a man upon his back Dalam benak saya yang pertama muncul ketika mendengar nama Sumbawa adalah kuda. Ya, sekian lama hidup di Jawa, saya seringkali mendengar orang minum susu kuda liar sumbawa dengan harapan bisa seganas dan selama mamalia itu saat melakukan proses reproduksi dengan pasangannya. Namun, saya bahkan tidak melihat satu ekor juga ketika tiba di Pelabuhan Pototano dan menuju Pulau Kenawa.  Saya baru melihat kuda berkeliaran layaknya kambing di Jawa dan sapi di Bali ketika berkunjung ke Desa Mantar. Menurut Ibu Ari, kami (saya dan asong) harus mengunjungi desa ini, selain karena desanya yang unik, pemandangan yang bagus dan sejarah yang ada, desa ini juga jadi tempat shooting film Serdadu Kumbang. Walaupun sampai saat ini saya tidak pernah menonton film yang disutradarai oleh Ari Sihasale itu.  Rasanya saya ingin merutuk