Posts

Showing posts from December, 2013

"The African Super Model"

Image
Buat saya, onthel itu seperti supermodel Afrika. She is black, high, sexy, classy and sturdy. Itu kenapa saya selalu suka memandanginya, melihat tiap lekuk sudutnya, memandangi dia saat berdiri tegak atau melaju kencang.   Mumpung pantai kuta cuacanya sedang bagus untuk foto, matahari di barat sangat terik, namun di utara mendung hitam. Kontras antara langit hitam, pasir putih dan bayangan yang muncul   menciptakan atmosfer yang unik. Situasi langka ini saya pergunakan sebaik-baiknya untuk melakukan photo shot buat si onthel. Kamera yang digunakan adalah kamera HP Smartfren Andromax C dengan kualitas hanya 2 MP. Kenapa tidak menggunakan kamera lain? Karena saat ini hanya kamera itu yang saya punya. Silahkan menikmati tiap lekuk tubuhnya.  

Pesepeda dengan Helm Full Face

Image
Sore ini, saya mengayuh si onthel dari Kuta ke kos saya di Dalung, yang jaraknya kurang lebih tujuh kilo meter dengan menggunakan helm full face. Sebelum kamu bertanya kebodohan apa lagi itu, berikut saya akan ceritakan kronologinya. Pada suatu sore dua hari lalu, saya menghilangkan helm seseorang, padahal dia membutuhkan helm tersebut setiap pagi untuk pergi bekerja. Akhirnya, saya pinjamkan helm saya kepadanya sebagai wujud permohonan maaf. Saya ingat, satu buah helm masih tertinggal di rumah teman yang lain. Sampai sore tadi, ketika saya bersepeda ria untuk melihat matahari tenggelam di pantai Kuta, teman yang saya tinggali helm beritikad baik untuk mengantarkan helm tersebut. Karena ia berangkat dari Denpasar, tentu lebih dekat ke Kuta dari pada ke Dalung. Maka saya tentukan meeting point di pantai Kuta. Permasalahan dimulai, tidak mudah membawa helm besar sambil bersepeda. Berulang kali helm tersebut membentur frame, terutama saat membelok,   yang mengakibatk

Membakar Perahu

Image
Dahulu kala, terdapat dua negara yang dipisahkan suatu sungai besar. Suatu hari, negara timur menyeberangi sungai tersebut untuk berperang. Sesampainya di perbatasan negara barat, Sang Panglima membakar seluruh perahunya. Penasihat raja mempertanyakan alasan tindakan tersebut. Sang Panglima menjawab dengan ringan “supaya semua pasukan tahu, mereka tidak bisa mundur dan pulang, pilihannya cuma menang atau mati”. Alhasil, negara timur memenangkan perang itu, karena pasukannya dipaksa harus menang jika ingin pulang. Kisah ini pertama kali saya dengar ketika duduk di kelas 6 SD, dari kakek yang merupakan seorang pebisnis dan pencerita   ulung. Ia menceritakan ini ketika kami mengobrol di depan penginapan yang sekaligus rumahnya. Setiap kali kami bersama, Ia senang sekali bercerita tentang kisah-kisah perang dan strategi Sun-tzu . Saya tidak tahu apa maksud ia menceritakan hal-hal yang asing untuk anak kelas 6 SD. Saya tidak menyangka, kisah itu akan muncul di kepala ket

Solo Traveler Is Never Alone

Image
Kereta Sritanjung tiba di stasiun Banyuwangi mendekati tengah malam. Kepala yang sudah pening kelamaan bersandar seperti mendapat energi baru. Saya segera berdiri dan menggendong carrier dan daypack. Kaki yang belasan jam hampir tak ada guna, sudah tak sabar untuk melangkah. Penumpang di gerbong belakang, yang tidak banyak, berduyun-duyun maju ke gerbong terdepan. Kata kondektur, jarak antara peron dan pintu gerbong paling pendek dari gerbong-gerbong yang terdekat dengan lokomotif. Walaupun, gerbong saya cukup dekat dengan lokomotif, tetap terasa tidak pas kalau tidak ikut kelakuan orang lain. “Mas, mau ikut aksi ya?” sapa seorang gadis manis berselendang oranye.   “Aksi apa?” jawab saya lugu.   “Itu tadi banyak rombongan di depan bawa carrier kek mas juga, katanya mereka mau aksi di Bali” balas gadis itu lugas. Terbiasa basa-basi, saya tanya tujuan mereka ke mana. “Mau ke Bali donk” jawab gadis lain di sebelah gadis berselendang oranye.  “Iya,da

Danau Buyan dan Keluarga Baru

Image
Rendah riuh suara rombongan remaja membantu kesadaran untuk lebih cepat siaga dari tidur lelap. Saya termangu sejenak, lalu segera membereskan sleeping bag, lalu menggaruk-garuk bagian tubuh yang gatal. Sambil melongok ke luar tenda, teman-teman sudah mulai menyeduh kopi dan mengudap cemilan. Saya masih terheran-heran, mereka baru mulai masuk tenda sekitar jam tiga pagi tapi sudah bisa bangun jauh lebih awal dari yang lain, garis hitam di bawah mata mereka sudah lebih dulu menjawab pertanyaan tadi. taken by Smartfren Andromax C Saya masih coba mereka ulang kenapa saya bisa sampai bermalam di tenda ini, bersama teman-teman baru yang sangat akrab serasa sudah kenal begitu lama. Sekitar 10 hari lalu saya tiba di Bali, dalam perjalanan di kereta Sri tanjung, saya diperkenalkan oleh admin Kaskus Traveller pada dua orang pejalan yang juga tinggal di Bali, Rara dan Mosoklali. Setelah pertemuan dengan Rara disaksikan penjual nasi Jinggo di daerah Dalung, saya dibawa olehnya