Posts

Showing posts from February, 2013

Exposition Nugroho

Image
Exposition Nugroho Hujan mereda adalah salah satu yang paling saya tunggu sore tadi. Saat langit menggelap tapi awan kelabu juga berpamitan maka langsung saya ambil sepeda onthel dan mengayuhnya cepat-cepat agar tidak terlambat. Event-event  di tempat saya kursus perancis selalu menarik, maka jarang sekali saya lewatkan. E vent kali ini berjudul “Exposition Nugroho” berat ya judulnya? Nampak begitu semiotika dan filosofis ya? Tidak usah berpikir terlalu jauh, artinya sederhana, yaitu “Pameran Nugroho”. Exposition adalah kata dalam bahasa Perancis yang berarti pameran. Lalu siapakah Nugroho itu? Lalu apakah yang ia pamerkan? Begini saja, karena saya tidak sempat mengobrol dengan Nugroho yang saat pameran dikelilingi orang-orang yang mengapresiasi karya-karyanya, maka saya tulis saja kata pengantar di poster yang dipampang dekat pintu masuk. DARI REVITALISASI HINGGA KREASI Saya belum lama mengenal Nugroho, tetapi sudah lama saya tahu ada pelukis kaca muda

Kunjungan ke Teman Lama & Logo Baru

Image
Kunjungan ke teman lama selalu membawa sesuatu yang baru. Itulah yang sering saya alami dan kali ini saya alami lagi. Semenjak 2 tahun lalu  saya rajin pacaran dan rajin mencari duit untuk survive menyelesaikan kuliah, hubungan saya dengan teman-teman main jadi kurang terjaga, dalam arti hampir tidak pernah nonkrong  bareng. Nah, semenjak pacar saya pergi ke Perancis dan sebentar lagi sidang skripsi maka saya kembali menemui teman-teman lama yang tersisa di jogja, mulai teman dari : naik gunung, fotografi, teater, kepanitiaan, teman mabok, dll. Di suatu sore saya berkunjung ke rumah Jati, seorang teman yang saya kenal dari teman di kos lama, ia bekerja sebagai freelance journalist sekaligus freelance designer. Sebagai seorang teman yang baik ia memperhatikan perkembangan e-magazine yang saya asuh karena saat masa-masa awal pendiriannya ia adalah tempat saya berkonsultasi. Salah satu komentarnya adalah “webmu ngga dinamis, ga enak klo dlihat dari tablet dan HP” dan “logomu itu m

Pembicara Fotografi Lanskap

Menjadi pembicara atau pemberi materi di komunitas terkecilpun tidak pernah terbersit di pikiran. Saya sangat menyadari gaya bicara saya yang cepat dan pelafalannya yang kurang jelas serta cara pikir yang tidak sistematis. Itu kenapa saya banyak menulis untuk menyampaikan cerita dan gagasan yang penuh di otak dan hati. Orang tidak akan mudah mengerti dengan penjelasan lisan yang saya berikan. Suatu sore yang basah, saya sedang pacaran via skype, Jati menelepon. Inti dari percakapan kami adalah dia diminta menjadi pembicara untuk fotografi lanskap di Fotografi Jurnalistik Klub Atma Jaya namun dia tidak banyak mempunyai stok foto lanskap, sehingga ingin meminjam foto-foto milik saya untuk bahan presentasi foto, sayapun diminta menemani.  Karena tidak banyak persiapan, maka saya ambil saja stok foto yang ada di PC, tidak sempat bila harus menyortir foto-foto di dalam CD. Jati pun setuju dengan foto-foto yang saya berikan, sebelum berangkat saya jelaskan dulu konsep, alasan

Club De Cuisine Perdana

Image
Xavier Richard sang koki dadakan Entah apa yang terlintas di pikiran saya saat mengisi form acara ini beberapa hari lalu. Sore itu saya duduk dikelilingi ibu-ibu dan mahasiswi, terdapat dua orang lelaki yang dari tadi tidak pernah terlepas satu sama lain bahkan sesekali bergandengan tangan. Kawan-kawan saya: Bram, Lisa, Indri   dan Lovely   yang juga berniat ikut belum juga datang. Acara dibuka oleh Xavier Richard, yang biasa kami sebut kepala sekolah tempat kami kursus, IFI-LIP. Seperti biasa ia mengenakan kemeja kotak-kotak, celana jeans dan sneaker. Di usianya yang melewati 50 tahun ia memiliki energi yang membuat saya kagum. Beberapa kali, saat kami, kelas A.1.1 jam 10.00, duduk-duduk di cafĂ© selepas kursus, melihat Xavier sibuk mondar-mandir mengawasi pembangunan Bibliotheque tanpa henti. Tak pernah saya sangka ia juga yang akan menjadi bintang utama di club ini, CLUB DE CUISINE,   acara pelatihan masak kuliner perancis, salah satu bentuk promosi budaya Perancis ba

Mendekati si Anak Untuk Merebut Ibunya

Image
menemani anak-anak nongkrong di jamban mengapung. Satu hal yang saya percaya sebelum saya berangkat ke Kalimantan Timur adalah: Untuk mendorong perubahan sosial ekonomi di manapun, perempuan adalah yang pertama kali harus digerakan. Dari banyak tulisan yang saya pernah baca, perubahan social ekonomi di semua Negara dunia ketiga dimotori oleh perempuan. Namun yang menjadi pertanyaan susulan adalah “bagaimana saya mengambil hati perempuan di sana, sebelum bisa menggerakan mereka?”   Melalui obrolan panjang dengan salah satu rekan saya di Jogja, seorang aktivis di LSM Perempuan, saya menemukan jawaban,   pintu gerbangnya adalah melalui anak-anak mereka. mengajari anak-anak kelas 5 SD di Rumah Belajar. Jadi hal yang pertama saya lakukan setibanya di Kalimantan adalah berusaha mendekati anak-anak kecil. Mulai dari aktif mengisi kegiatan di rumah belajar, ikut mereka bermain di lapangan sampai ikut nongkrong saat mereka mandi di sungai. Setelah mereka cukup dekat deng