Posts

Showing posts from October, 2012

Perjalanan 7 Tahun

Image
Pada tahun 1964, di sebuah pedesaan yang terletak di sekitar sungai Kayan, yang sudah mendekati perbatasan Indonesia dengan Malaysia.   Sekitar 800-900   orang penduduknya, yang berarti   hampir keseluruhannya, melakukan migrasi dari daerah mereka untuk menemukan kehidupan yang lebih baik. Mencari tempat dimana mereka bisa lepas dari ketertinggalan dan keterasingan yang menjerat. Tempat mereka tidaklah kurang subur atau tengah mendapat bencana. Layakanya Kalimantan dahulu kala, alamnya begitu memanjakan setiap orang yang diam di atasnya. Tidak akan kurang mereka akan pangan. Padi-padi gunung, hasil hutan, dan   hewan selalu siap diambil dari alam. Juga tidak mereka kekurangan papan, pohon-pohon yang tidak cukup dipeluk belasan orang siap sedia menjadi atap dan dinding untuk melindungi mereka dari panas dan dingin. lukisan di gerbang lamin adat desa miau baru Hidup mereka tidak berkekurangan. Namun, keterasingan lokasi desa mereka membuat akses pada dunia luar sangat s

Stigma Perusak Hutan

Image
Sekitar tahun 80an pemerintah mencanangkan program bagi masyarakat dayak untuk mulai menggunakan sawah basah, mengganti kebiasaan mereka yang awalnya ladang berpindah. Program tersebut dijalankan atas penilaian bahwa kebiasaan masyarakat dayak sangat merusak hutan dan mengancam kehidupan liar di dalamnya. Namun, program utopis itu tidak berhasil. Kenapa? Karena pemerintah hanya berpikir pendek untuk mengubah kebudayaan suatu masyarakat yang sudah turun temurun mengakar, yang merasuk dalam doa-doa dan tarian, yang mengakar pada kebiasaan dan pergaulan. Butuh beberapa generasi untuk membelokan kebiasaan. ratusan ribu hektar perkebunan sawit dilihat dari atas gunung Kongbeng, beberapa belas tahun lalu area itu masih mhutan dan ladang penduduk. Yang akan saya tulis ini bukan menyalahkan pemerintah saat itu, yang tentunya mengambil peran penting dalam stigma tersebut. Tapi fakta yang mungkin bisa sedikit menjelaskan keburaman persepsi yang ada tentang kebiasaan ladang b

Pisang Karamel dan Konsep Diri (catatan dari rumah belajar part.1)

Image
suasana rumah belajar saat anak-anak menulis biografi mereka Setiap kamis, saya   dan Wigit menawarkan tenaga untuk mengisi acara di Rumah Belajar. Selama ini kegiatan di rumah tersebut diisi oleh teman-teman dari Fakultas Pendidikan yang juga dikirim ke desa Miau Baru ini. Awalnya, kami pikir akan menyenangkan bisa mengajar mereka hal-hal baru sambil bermain. Sekaligus perkenalan untuk bisa menjalankan program nekad kami, yaitu Pengenalan Kewirausahaan Sejak Dini. Salah satu sub-program kami adalah praktek pengolahan makanan dari sumber daya yang tersedia di sekitar kampung. Maka kami akan mengajari mereka membuat pisang caramel. Bahan-bahan yang dibutuhkan sudah disiapkan sedari pagi. Dengan asumsi bahwa kami bisa memberdayakan semua anak dalam proses pembuatan. Sekitar jam 14.00 WITA kami sudah siap sedia di Rumah Belajar masih asyik bersendau gurau membicarakan kondisi rumah tempat teman-teman kami di tempat lain. Namun, saat anak-anak berbondong-bondong datang kami

Nugal, Solidaritas Dalam Ladang

Image
ladang padi di antara pepohonan mati. sejak dulu lalu masyarakat dayak mengenal ladang berpindah. setelah satu dua kali panen maka ladang tersebut akan ditinggalkan dan mereka kembali membuka ladang dengan cara membakar hutan. saat ini kebiasaan tersebut sudah mulai ditinggalkan. Salah satu cara yang saya lakukan untuk mengenal dan diterima oleh masyarakat disini adalah ikut dalam aktivitas di dalamnya. Jujurlah jika kamu tidak tahu. Mereka tidak akan segan mengajarimu. Banyak-banyaklah mendengar dan bertanya maka informasi mengalir laksana bengawan solo. Seperti pagi ini, saya mengikuti kegiatan nugal. Apa itu nugal ? Nugal adalah saat menanam kembali bibit di ladang sehabis   didiamkan beberapa lama setelah panen.   Buat yang belum tahu, Masyarakat dayak selain mengumpulkan hasil hutan juga sudah mengenal pertanian. Namun, jangan dibayangkan seperti di jawa yang orang-orangnya bertani di sawah, mereka menanam padi gunung. Padi ini ditanam di tanah biasa, bukan di tana