Melepas Hak Asuh Bono
#005
Bono menjerit, lehernya yang ditarik
kuat memaksanya jalan terseret-seret sambik terberak-berak. Ia tahu
ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang celakanya diakibatkan oleh
kelakuannya sendiri. Ia meraung-raung mencoba bertahan, kakinya
menjejak kuat di tanah, namun apa daya usianya yang masih muda tidak
mampu menandingi kekuatan tarikan tuannya yang sedari dulu
mengasihinya.
Tuannya murka, setelah menemukan buku
bertuliskan The Witch of Portobello karya Paulo Coelho yang baru
dipinjam tercabik-cabik oleh Bono. Juga tas, baju, sprei dan kasur
yang habis berantakan. Sebelum ia diseret keluar kamar berkali-kali
buku hancur itu dihantam ke kepala Bono. Dimakilah Bono berkali-kali
sampai tidak berani melihat wajah tuannya.
Bono semalam mendengar di percakapan
telepon, tuannya sedang banyak masalah, terutama keadaan finansial
yang sedang dialami. Namun, sebenarnya Bono tidak tahu apa itu
masalah dan apa itu finansial. Bono hanya tahu kalau tuannya
mencintai dia dan selalu rajin mengurusnya. Bono hanya tahu bahwa
setiap pagi ia akan diajak jalan-jalan menikmati udara segar. Bono
hanya tahu setiap hari dia akan makan nasi telor, sama seperti yang
dimakan tuannya.
Bono bingung dengan kemurkaan tuannya,
ia tidak menyangka tuannya akan melempar ia keluar kamar sebelum ia
sempat menunjukan bahagianya. Tanpa sempat ia menunjukan mahluk
pengganggu tuannya yang sudah ia singkirkan. Tanpa ia tahu apa
salahnya, Bono hanya diam menunggu tuannya kembali menjadi orang yang
ia kenal.
Tapi, Bono tahu ada yang salah hari
ini. Tuannya menarik Bono ke jalan biasa, menuju tempat ia biasa
bermain dengan mahluk sejenisnya. Ia tahu tempat itu, Biara
St.Bonaventura, tempat luas dimana Bono bisa bermain riang. Tempat
dimana teman tuannya begitu mengurus Bono. Bono selalu berbahagia
melewati jalan itu, tapi tidak kali ini. Ia tahu ada yang salah
dengan perilaku tuannya.
Bono masih mencoba melawan tarikan kuat
tuannya dengan sisa-sisa tenaga yang tersisa, kakinya yang lemah
gemetaran, tak disadarinya air kencing mengalir deras dari kandung
kemih. Seorang ibu dengan jilbab yang melihat Bono kencing di depan
rumah lalu mengomeli tuannya. Tuannya meminta maaf dan memohon ampun.
Kejadian itu membuat tuannya bertambah murka, maka ia tendang Bono
sampai tergelimpang, ia tak pernah menyangka tuannya bisa sekasar itu.
Bono diseret masuk ke biara sembari
orang-orang di sekitar memandangi mereka berdua. Seakan bertanya “apa
yang terjadi di antara dua mahluk yang bersahabat baik itu?" “bukannya mereka selalu tampak bahagia lari pagi setiap hari?”.
Bono diikat di tiang dekat lapangan,
teman-temannya mendekati, bertanya-tanya apa yang terjadi. Tuannya
masuk ke dalam biara, bercakap-cakap sebentar, tertawa-tawa palsu
sejenak. Lalu ia pergi tanpa sempat menengok pada Bono.
Bono bingung, kenapa tuannya tidak ikut
membawanya pulang. Bono berteriak-teriak untuk diajak pulang, untuk
menikmati lagi makan nasi telor bersama nanti malam, untuk menikmati
belaian halus sebelum tidur, untuk lari pagi lagi esok pagi. Bono terus berteriak meminta sedikit
perhatian dan tatapan sayang dari tuannya yang berjalan semakin jauh. Tuannya menutup
pintu gerbang dan seketika itulah Bono kehilangan pandangan. Bono meraung-raung coba memutus rantai besi yang mengikat lehernya. Bono menjejak kuat-kuat untuk merobohkan tiang besi yang menyanderanya. Menurut
penuturan orang di biara, Bono berteriak-teriak sepanjang malam dan
tidak mau makan berhari-hari.
- - - - - - -
Bono tidak tahu, saat malam datang dan
tuannya mulai dipenuhi akal sehat, tuannya menangis kehilangan. Bono
tidak tahu bahwa tuannya sangat menyesali tindakannya yang sangat
emosional. Bono hanya menjadi lampiasan emosi karena masalah yang
sudah menumpuk dari beberapa minggu sebelumnya, dan tindakannya hanya
menjadi pemicu ledakan. Bono tidak tahu bahwa tuannya telah
memberikan hak kepemilikannya pada seorang teman di biara itu. Bono
tidak tahu bahwa sampai saat ini tuannya masih selalu memantau
kondisi Bono dari jauh.
Dan setiap saat Bono mampu untuk
melarikan diri dari biara, Bono akan berlari pulang menuju rumah
tuannya. Sayang sekali, tuannya sudah pindah dari tempat itu, Bono
tidak pernah lagi menemukan tuannya.
(rekonstruksi bagaimana saya murka dan berpikiran pendek memberikan hak asuh Bono, anjing saya yang waktu itu berumur 6 bulan
kepada biara, hal yang masih saya sesali sampai sekarang) untuk tahu bagaimana cerita bono diadopsi bisa lihat artikel tahun 2011 ini hei bono
saya dan bono waktu berumur 4 bulan |
mungkin, wallpaper Facebook ini selalu saya pasang karena menjadi proyeksi rasa bersalah kepada bono |
akh rio .. kasian gw sama si Bono ..
ReplyDeletedia kan nggak ngerti .. masak seumur hidupnya juga akan terus lu biarin nggak ngerti??
Jadi... gara2 Bono keasyikan main dg buku pinjeman hingga tercabik-cabik to? Emang sekarang gak bisa Bono diminta lagi ya?
ReplyDeletekasian sekala Bono. Kenapa ngak coba mnta hak asuh Bono lagi??
ReplyDeletekasihan bono ihik3x dan ternyata bono berupa xxxxxx
ReplyDeleteoooowh so sweet banget, kacian bono.
ReplyDeleteanjing memang begitu, setia banget.
ReplyDeleteya udah, besok2 kalo punya pets lagi dianggap temen yah, bukan sekadar piaraan ;)
baca postingan ini jd inget sena :((
Rio jahaatt, masa si Bono dipukul :((
ReplyDeleteIni anjing yang kamu ceritain waktu kita nongkrong di Jogja kan ya. Sering2 ngunjungin Bono ya, dia pasti kangen sama kamu.